Monthly Archives: Oktober 2008

Mengapa harus lewat Malaysia?

Standar

Tanggal 28 Oktober 2008, Widy berangkat ke Perancis. Dia tinggal di Solo Berangkatnya bukan dari Soekarno Hatta (Cengkareng, Banten), tapi dari Bandara Adisucipto – Yogyakarta, dan transit di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Selanjutnya baru lanjut ke Paris Charles de Gaulle International Airport (CDG) .

Kuala Lumpur International Airport

Kuala Lumpur International Airport

Yanuar Kurniawan, teman kampus saya… Berangkat ke Australia untukmenyelesaikan S1-nya di sana. Lewat mana? Lewat Kuala Lumpur juga. Dan masih banyak lagi yang melakukan hal serupa. Apa pasal? Kalau lewat KL lebih murah total biaya tiketnya, daripada langsung ke Paris (dari Soekarno Hatta) atau langsung ke Australia (dari Indonesia)…

Sebal….

Indonesia harus berbenah!!! (jangan cuma mbahas RUU Pornografi… bukannya melakukan sesuatu yg nyata).

Indonesia jauh tertinggal…. KLIA meng-klaim dirinya sebagai WORLD’S BEST AIRPORT. Bagaimana dengan Soekarno Hatta???

sumber foto KLIA: http://www.flickr.com/photos/stuckincustoms/2384405088/

The Best Poem 2006

Standar

This poem was nominated by UN as the best poem of 2006, Written
by an African Kid*

*

When I born, I black
When I grow up, I black
When I go in Sun, I black
When I scared, I black
When I sick, I black
And when I die, I still black**

And you white fellow**
When you born, you pink**
When you grow up, you white**
When you go in sun, you red**
When you cold, you blue**
When you scared, you yellow**
When you sick, you green**
And when! You die , you gray**

And you calling me colored?*

Bagi saya, ini puisi yang kuat! Senang bisa melihat puisi seperti ini

Makan @ Jogja [8] : Tio Chiu

Standar

12. Tio Chiu [Jl. Moses Gatotkaca, Mrican – di balik counter-counter HP daerah Moses Gatotkaca]

Baru semalam saya makan di sana. Awalnya memang rekomendasi teman. Dan saya meneruskan word of mouth ini 🙂 Silahkan datang ke sana. Selalu rame, karena enak dong tentunya. Takut mahal? Lihat dulu gambaran harga untuk 1 kali makan di sana:

  1. Hotplate ayam Rp18.000 (enak gila… banyak lemaknya sih. gimana nggak enak… kalo yg daging sapi, alot, saya tidak suka. Yang sotong/cumi kurang fresh jadinya agak amis)
  2. Nasi putih Rp2.000
  3. Es teh manis Rp1.500

Nggak mahal-mahal banget kan… Oya, itu hotplatenya bisa dimakan berdua lho 🙂 Kapan-kapan coba ya!

Obat Merah

Standar

Saya membacanya pada sebuah cerpen karangan Dee yang berjudul Sikat Gigi. Sudah lama saya tidak mendengar orang-orang di sekeliling saya mengucapkan kata itu. Sehingga kali ini, ketika saya membaca tulisan itu, Obat Merah menjadi suatu kata yang terdengar agak asing, namun juga membuat rindu.

Saya tak pernah lupa, bahwa Obat Merah adalah penyembuh luka-luka luar saya ketika saya adalah seorang bocah. Bocah yang nggak bisa diam dan suka lari sana lari sini, sehingga tak luput dari lecet-lecet karena jatuh atau tergores benda tajam/keras.

Ketika saya membaca kata itu, Obat Merah. Saya kemudia tersadar, sudah lama saya tidak pernah menemui barang itu. Dulu, waktu kecil, saya lebih mengenal Obat Merah daripada Betadine. Obat Merah saya kenal waktu saya ada di Tanjung Pinang, kota kelahiran saya, nun di pesisir sana, dekat Batam. Saya tidak ingat pasti, sejak kapan ibu saya mengganti obat pengering luka itu dengan si kuning-cokelat bernama Betadine.

Obat Merah… Kalau saya diberi waktu 1 hari untuk mencari Obat Merah, di kota Jogja ini, apa saya bisa mendapatkannya, ya? Harganya pasti murahm tidak mungkin mencapai Rp20.000 sekalipun. Tapi, di mana saya bisa menemukan Obat Merah di kota persinggahan ini? Di swalayan sekelas Indomaret, pasti tidak ada. Apotik? Masa ada sih?

Seperti tiba-tiba kangen dengan teman lama, saya pun kangen dengan Obat Merah. Perasaan itu muncul, perasaan sentimental yang bisa membuat saya dikatai gila oleh orang yang rasional seperti Tio, tokoh dalam cerpen Dee yang berjudul Sikat Gigi.

Wanita Paling Berpengaruh Versi Forbes

Standar
Kanselir Jerman Angela Merkel terpilih sebagai wanita paling berpengaruh di dunia oleh majalah Forbes, dengan menempatkannya pada urutan puncak daftar bergengsi itu untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.
Merkel dengan telak mengungguli para tokoh perempuan lainnya, seperti Menlu AS Condoleezza Rice, yang merosot dari peringkat empat tahun lalu ke posisi tujuh, dan mantan Ibu Negara AS dan capres dari Partai Demokrat Senator Hillary Clinton, yang menduduki urutan ke-28, tiga peringkat lebih rendah ketimbang tahun lalu.

Urutan kedua dalam peringkat tersebut adalah Sheila Bair, wanita yang kurang dikenal dan Kepala Korporasi Asuransi Deposito Federal (FDIC), yakni badan AS yang menjaga stabilitas dan kepercayaan publik dalam sistem finansial AS dengan mengasuransikan deposito, mengawasi lembaga keuangan dan mengelola pengawasan kurator.

Sheila Blair

Sheila Blair

Peringkat ketiga jatuh pada wanita tak dikenal lainnya, Indra Nooyi, kepala eksekutif perusahaan raksasa minuman ringan AS, PepsiCo, yang merupakan salah satu dari 54 pemimpin bisnis dalam daftar itu. Presiden Argentina Christina Kirchner, salah satu dari 23 politisi dalam daftar, berada di urutan ke-13.
Wanita terkenal lainnya yang masuk dalam daftar antara lain Menteri Tenaga Kerja Keuangan dan Ekonomi Perancis Christine Lagardde (ke-14), pemimpin Kongres Nasional India kelahiran Italia, Sonia Gandhi (21), dan Ratu Rania dari Jordania (96).
Sebanyak enam orang dalam urutan 10 besar adalah warga Amerika, dengan sisanya empat orang dari Jerman, Australia, Singapura, dan Perancis. Dari Indonesia, muncul nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di urutan ke-23.
Sumber: Kompas.com

Makan @ Jogja [7] : Makanan Jepang

Standar

update post Nov 2012

[tulisan diperbaharui pada 12 Nov 2008]

Saya suka sushi… walaupun Mama & Widy tidak suka… Biarin! Selera sesekali memang harus beda, kalo nggak, sushi yg saya beli, harus saya bagi-bagi dunk. Kalo mereka nggak suka, kan saya tidak perlu bagi ke mereka.

Artinya, saya bisa makan semua sushi yg saya miliki. Hihihi…

Di Jogja, saya sudah mencoba beberapa ‘restoran’ Jepang, yaitu:

  • Sakura [kompleks pertokoan seberang Pom Bensin Babarsari]
  • Hotaru [Jl. Gejayan, dekat Panin Bank]
  • Oshin [Jl. Malioboro, kanan jalan, sebelum Ramai]
  • Tora Bistro [Ambarukmo Plaza, lt.3, dekat 21]
  • Sapporo Ramen [Jl. Kaliurang Km.10,9 kiri jalan, seberang kebun buah naga]

Dan dari semua itu, saya hanya MELARANG anda datang ke OSHIN. Itu bukan tempat untuk menikmati masakan, tapi untuk menikmati karaoke jadul ditemani oleh suasana yg nggak asik dan makanan yg tidak enak sama sekali. Parah!

Namun, dari ketiga nama restoran yang lain (selain OSHIN), saya belum menemukan menu mereka yang bikin saya tergila-gila…. Sushinya Tora Bistro, cukup enak, tapi amis tuh, telur ikannya. Kurang fresh. Ramen-nya Hotaru tidak ingin saya ulangi lagi, karena biasa dan kurang rasa. Special Miso Ramen-nya Sakura better dari Ramennya Hotaru, tapi tetap saja kurang joss. Untuk Sapporo Ramen, saya baru datang sekali, dan mencoba miso ramen. Porsinya lebih banyak dari Hotaru. Tapi saya tidak terlalu suka juga. Mungkin harus coba menu lain selain miso ramen. (Eh, padahal miso itu paling oke buat orang ber-gol-darah A, seperti saya, lho)

Untuk restoran fast food Jepang di Jogja, saya sudah mencoba:

  • Kiko Bento [Jl. Kaliurang km.6]
  • Bee’s [Galeria Mall, lt. 1]

Menurut saya, Bee’s tidak berhasil meramu sauce BBQ yg ‘masuk’ ke lidah orang Jawa (lha dodolane neng Yogya….]. Dari paket Subo Diamond yg pernah saya coba, hanya keripik kentang & 1 jenis olahan daging-nya yg pas di lidah. Miso soup-nya juga oke. Sisanya, sorry….. nggak cukup oke.

Kiko Bento adalah imitasinya Hoka Hoka Bento di sini. So, kalau kangen dengan Hoka Hoka Bento, datanglah ke Kiko Bento. Rasa dan harganya tidak jauh beda. Pelayannya untuk cabang Kiko Bento yg di jln Kaliurang, bersama Ersa (cowok lho), sangat ramah. Good point. Cuma, desain interornya sudah layak diganti. Old fashion!

Kalau dari fast food Jepang, ya saya masih merindukan Hoka Hoka Bento masuk ke Jogja. 🙂

Makan @ Jakarta [1] : Daisho

Standar

1. Daisho – Sushi Ala Carte & Teppanyaki [sebelah The Food Hall supermarket, Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan]

Salmon Roll Set - Daisho - Pondok Indah Mall

Salmon Roll Set - Daisho - Pondok Indah Mall

Baru kemarin saya mencoba makanan di sini. Itu pun baru 1 menu yg saya coba, yaitu Salmon Roll Set, harganya Rp80.300 sepiring (setelah ditambah tax & service). Ada 4 macam sushi di set tersebut, yaitu: Crunchy Sake Roll (di gbr yg paling atas), Shisamo Roll (di gbr bag tengah), Hokaido (di bgr bagian bwh), dan Avocado Sushi (di gbr bag kanan).
Dari keempat macam sushi, saya dan Audris (adik lelaki saya kelahiran Sept 1991) sepakat bahwa yang paling enak adalah Hokaido, karena chrunchy dan rasanya benar-benar enak! Yang lumayan enak, adalah Crunchy Sake Roll dan Avocado Sushi. Yang rasanya kurang & agak aneh di lidah adalah Shisamo Roll.
Wah, rasanya kapan-kapan, pengen makan Hokaido lagi. Kata pramuniaganya, bisa kok beli Hokaido aja, tapi harus 8pcs.Untuk menu-menu lain yg belum saya coba, ada di sini:
Menu Lain

Menu Lain

Pisang

Standar

Kisahnya bermula dari masa KKN… Jadi, pada bulan Juli-Agustus yll, saya sedang mengikuti Kuliah Kerja Nyata, alias KKN di dusun Santan, desa Guwosari, kec Pajangan, kab Bantul, prov DIY. Nah, pada tanggal 17 Agustus 2008 malam. Saya mengikuti acara cerdas cermat yang diadakan pemuda dusun setempat. Ada 4 tim yang mewakili pemuda tiap RT, dan ada 1 tim yg mewakili mahasiswa KKN di perlombaan itu.

Pertanyaannya persis kaya cerdas cermat SD. Hehehe. Wawasan umum, PPKN segala ada… Kocak. Nah, selain itu, ada juga lomba yel-yel, cium bumbu (kencur, kunyit, daun jeruk, dkk). Salah satunya adalah lomba permainan.

Di salah satu soal di sesi permainan, ada pertanyaan, sebutkan macam-macam pisang yang kamu ketahui, saya hitung sampe 10….. dan si juri mulai menghitung. kami pun mendiktekan pada juru tulis kami, nama-nama pisang apa yg kami ketahui. Salah satu jenis pisang yg kuketahui adalah pisang susu. Maka tertulislah nama pisang itu di kertas jawaban kami.

Sampai di meja juri, jawaban kami dibacakan di depan forum, kemudian sampai di bagian PISANG SUSU itu, dia sejenak mengomentari: “wah, saya sampai malu ngomongnya….”. Padahal, pisang susu memang ada lagi. Jangan langsung ngeres donk. Buktinya, foto ini, yg aku ambil di FARMER MARKET, supermarket di Summarecon Mall Serpong…… Teman-teman KKN Santan, saya tidak bo’ong loh!