Monthly Archives: Oktober 2012

Gajilah Karyawan Sesuai Permintaan Mereka

Standar

Beberapa malam yang lalu saya melihat tweet berisi link artikel yang menarik. Biasanya saya hanya akan me-mention pacar saya yang kemungkinan besar akan melahap semua bacaan baru yang berhubungan dengan organisasi dan manusia. Tapi kali ini saya memilih untuk membacanya sendiri dan membuat rangkuman/terjemahan atas artikel itu, agar saya sendiri belajar sesuatu.

Ya, tiap orang bertanggung jawab untuk membuat dirinya sendiri belajar setiap hari untuk bertumbuh.

Kali ini bertumbuh secara ilmu perilaku organisasional.

Gambar

Artikel tersebut berbahasa inggris. Saya sendiri terus terang malas membacanya dengan serius. Bagi saya, butuh ketekunan untuk memahami artikel semacam ini dalam bahasa Inggris. Judul artikelnya “Pay Employees What They Ask for. Here’s Why”. Penulisnya Ilya Pozin. Ilya Pozin (@ilyaNeverSleeps) adalah pendiri agensi pemasaran digital untuk start-up dan perusahaan kecil, Ciplex.

Gambar

Saran Pozin sederhana. Jika kamu ingin karyawan yang bergairah, produktif dan melakukan apapun untuk perusahaan, maka gajilah mereka sesuai dengan permintaan mereka. Alasan Pozin, karyawan menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk pekerjaannya. Idealnya orang bekerja di suatu tempat karena mereka sungguh menyukai (pekerjaan)nya di sana, dan bukan semata karena berapa banyak mereka dibayar di sana.

Di perusahaannya, Ciplex, tidak ada bonus, tidak ada penilaian karyawan yang terkait dengan kenaikan gaji, dan uang tidak digunakan sebagai motivator. Mereka ‘mengenyahkan uang dari meja’ sejak dari hari pertama karyawan bekerja. Sebagai hasil dari strateginya, Ciplex mendapatkan karyawan yang paling antusias dan berdedikasi. Kenyataannya, para karyawan itu sering mendapatkan tawaran pekerjaan yang bergaji lebih tinggi yang tidak menarik untuk mereka.

Gambar

Begini saran Pozin untuk perusahaan agar uang BUKANlah HAL yang MEMBUAT karyawan bekerja keras:

Enyahkan uang dari karyawan tipe “sudah dapat-pergi”

Saat interview pertama kali, tanyakan pada calon karyawan potensial berapa gaji yang mereka inginkan, alih-alih mengatakan berapa yang harus ia terima. Jangan menegosiasikan gaji atau membuatnya terpaksa menerima gaji yang lebih rendah dari kebutuhannya. Jika itu yang dilakukan, maka karyawan itu akan SELALU memikirkan uang dan mencari-cari pekerjaan lain yang dapat memberi gaji lebih. Karyawan itu juga tidak akan pernah berdedikasi penuh pada perusahaan.

Minta perincikan kebutuhan mereka

Calon karyawan potensial mungkin akan mengatakan ia menginginkan gaji 10 juta Rupiah. Jangan berhenti sampai situ saja. Lanjutkan dengan “Berapa tawaran gaji dari perusahaan lain yang dapat membuat Anda menerima tawaran wawancara atau meninggalkan tawaran kami?” Anda harus waspada mengenai motivasi calon karyawan akan uang sebelum mereka resmi menjadi karyawan Anda.

Di Ciplex, ada seorang karyawan yang mendapat gaji $60.000 per tahun. Sejak bekerja di sana, ia mendapat 3 tawaran kerja senilai $80.000 per tahun, namun tidak pernah diambil karena ia tidak termotivasi akan gaji yang lebih tinggi dari yang diterimanya. Gaji yang diberikan di Ciplex sudah menjamin seluruh kebutuhannya, dan ia memang senang dengan pekerjaannya di Ciplex.

Pastikan karyawan tidak sekedar termotivasi oleh “jumlah uang”

Gambar

Di Ciplex, setiap karyawan diminta untuk memerincikan tagihan bulanannya seperti cicilan rumah, sewa, listrik-air-gas, pulsa, dan seterusnya untuk melihat berapa sesungguhnya kebutuhan mereka.

Di Amerika, orang terbiasa menyebutkan gaji tahunan, namun tidak ada orang yang membayar tagihannya secara tahunan. Oleh sebab itu, tidak efektif membahas gaji tahunan. Pelajari kebutuhan bulanan karyawan Anda dan pastikan perusahaan membayarnya.

Jika Anda tidak bisa memberikan keinginan karyawan, saatnya berpisah

Seorang karyawan mungkin akan mengatakan bahwa ia membutuhkan uang melebihi kemampuan Anda membayarnya. Karyawan semacam itu akan selalu mencari cara untuk meningkatkan pendapatannya daripada berdedikasi penuh pada perusahaan Anda.

Jika demikian, nampaknya ia bukanlah karyawan yang tepat untuk Anda, dan tidak usah mengkhawatirkan hal itu.

Jangan membawa uang kembali dalam pembahasan

Jangan memberi bonus atau menggaji seseorang untuk kerja lembur maupun kerja di akhir pekan. Sebaiknya memberikan insentif atas kerja keras karyawan dengan metode lain seperti pujian, traktiran makan siang atau pesta karyawan, atau meniadakan kritik dan koreksi. Beginilah Pozin memotivasi karyawan lebih dari apa yang uang mampu lakukan.

Anda juga sepakat dengan Pozin?