Tag Archives: makanan jepang

Makan @ Jakarta [2]: Sushi Tei

Standar

2. Sushi Tei (Plaza Senayan, MKG, dll)

Keluarga saya ada di Jogja. Di Jogja nggak ada sushi oke. Jadi, Jakarta agak identik dengan memenuhi hasrat makan sushi. Hehehe. Maklum ya, wong ndeso.

Melalui official web-nya, saya jadi tahu bahwa Sushi Tei asalnya dari negara tetangga, Singapura. Satu hal yang membuat Sushi Tei menjadi bisnis yang sangat baik adalah karena value-nya yang tinggi di antara restoran sushi dan makanan jepang lainnya. Apa yang menentukan value? Value dihitung dengan cara membagi benefit dengan harga. Semakin tinggi benefit, semakin rendah harga, semakin tinggi value yang didapat oleh para konsumen. Sushi Tei menawarkan sushi dalam porsi yang kecil-kecil, sehingga harganya pun jadi makin terjangkau. Selain itu, Sushi Tei memiliki Kaiten Sushi / kereta sushi. Sushi dengan piring-piring kecil diletakkan di roda berjalan yang mengelilingi open kitchen dan para chef. Pemandangan yang menarik dan menggiurkan.

Saya baru 2 kali makan di sini. Keduanya bersama Herman ^_^. He knows that i love sushi so much. He treated me sushi three times, if i’m not mistaken.

Apa yang menjadi favorit saya di sini?

Saya suka sekali sushi dengan tobiko (telur ikan terbang) yang banyak dan mayonaisse yang bikin sushi terasa maknyus. Oleh karena itu, saya nggak akan absen untuk memesan Kanimayo Tobiko Maki.

Kanimayo Tobiko Maki

Herman menyukai sushi yang berisi ikan yang dicampur dengan cacahan kacang mede/mete. Namanya Stamina Maki. Saya rasa ini juga pilihan yang bagus. Nice!

Stamina Maki

Selanjutnya, auntie Tien (my auntie from mom) mencoba sushi mentah ter-oke yang pernah saya coba. Selama ini kalau makan sushi mentah suka kecewa. Hambar atau nggak fresh. Namanya Rainbow Roll Set (Rp65.000). Next time harus makan ini lagi 🙂

Rainbow Roll Set

Ayo makan sayur! Bosen dengan sayur yang itu-itu aja? Mari makan salad di Sushi Tei. Saya mencoba salad ini. Saya tidak ingat namanya. Yang pasti salad ini terdiri dari irisan wortel, selada keriting, dan 2 jenis rumput laut. Yiha!! Nice try!

Salad dengan nama yang rumit

Masih belum kenyang? Salah satu kesukaan saya adalah tuna. Kali ini, sushi yang dibungkus nori dan atasnya penuh dengan tuna. Sluurrrpp.

Saya tidak ingat namanya. Mungkin Tuna Roll?

Dessert yang lumayan. Bikin acara makan makin asyik.

Ice cream with ogura (forget the commercial name)

Chocospoon (Rp20.000)

Makan sushi paling enak beramai-ramai. Karena bisa comot sana comot sini. Cicip banyak jenis sushi yang tidak mungkin dilakukan kalau datang sendirian (baca: 2 atau 3 menu sudah kenyang). Kalau datang ber-4, bisa coba 7-10 menu 🙂 Asyik kan…. Makanya, jangan sendirian datang ke sini. Rugi. Sepi… Kurang asyik…

Semua foto makanan ini diambil dengan kamera Canon Ixus 970IS milik ibu saya. Yang motret siapa? Ya saya, dong. Hehehe.

Belum pernah ke, Sushi Tei? Agendakan sekarang! 🙂 Dijamin happy

Makan @ Jogja [7] : Makanan Jepang

Standar

update post Nov 2012

[tulisan diperbaharui pada 12 Nov 2008]

Saya suka sushi… walaupun Mama & Widy tidak suka… Biarin! Selera sesekali memang harus beda, kalo nggak, sushi yg saya beli, harus saya bagi-bagi dunk. Kalo mereka nggak suka, kan saya tidak perlu bagi ke mereka.

Artinya, saya bisa makan semua sushi yg saya miliki. Hihihi…

Di Jogja, saya sudah mencoba beberapa ‘restoran’ Jepang, yaitu:

  • Sakura [kompleks pertokoan seberang Pom Bensin Babarsari]
  • Hotaru [Jl. Gejayan, dekat Panin Bank]
  • Oshin [Jl. Malioboro, kanan jalan, sebelum Ramai]
  • Tora Bistro [Ambarukmo Plaza, lt.3, dekat 21]
  • Sapporo Ramen [Jl. Kaliurang Km.10,9 kiri jalan, seberang kebun buah naga]

Dan dari semua itu, saya hanya MELARANG anda datang ke OSHIN. Itu bukan tempat untuk menikmati masakan, tapi untuk menikmati karaoke jadul ditemani oleh suasana yg nggak asik dan makanan yg tidak enak sama sekali. Parah!

Namun, dari ketiga nama restoran yang lain (selain OSHIN), saya belum menemukan menu mereka yang bikin saya tergila-gila…. Sushinya Tora Bistro, cukup enak, tapi amis tuh, telur ikannya. Kurang fresh. Ramen-nya Hotaru tidak ingin saya ulangi lagi, karena biasa dan kurang rasa. Special Miso Ramen-nya Sakura better dari Ramennya Hotaru, tapi tetap saja kurang joss. Untuk Sapporo Ramen, saya baru datang sekali, dan mencoba miso ramen. Porsinya lebih banyak dari Hotaru. Tapi saya tidak terlalu suka juga. Mungkin harus coba menu lain selain miso ramen. (Eh, padahal miso itu paling oke buat orang ber-gol-darah A, seperti saya, lho)

Untuk restoran fast food Jepang di Jogja, saya sudah mencoba:

  • Kiko Bento [Jl. Kaliurang km.6]
  • Bee’s [Galeria Mall, lt. 1]

Menurut saya, Bee’s tidak berhasil meramu sauce BBQ yg ‘masuk’ ke lidah orang Jawa (lha dodolane neng Yogya….]. Dari paket Subo Diamond yg pernah saya coba, hanya keripik kentang & 1 jenis olahan daging-nya yg pas di lidah. Miso soup-nya juga oke. Sisanya, sorry….. nggak cukup oke.

Kiko Bento adalah imitasinya Hoka Hoka Bento di sini. So, kalau kangen dengan Hoka Hoka Bento, datanglah ke Kiko Bento. Rasa dan harganya tidak jauh beda. Pelayannya untuk cabang Kiko Bento yg di jln Kaliurang, bersama Ersa (cowok lho), sangat ramah. Good point. Cuma, desain interornya sudah layak diganti. Old fashion!

Kalau dari fast food Jepang, ya saya masih merindukan Hoka Hoka Bento masuk ke Jogja. 🙂