Monthly Archives: Juli 2010

Relationship: Berjalan Bersama

Standar

Tentu semua orang sudah tahu bahwa dalam menjalani hibungan cinta yang serius, orang harus memiliki tujuan hubungan yang sama, pengertian, kejujuran, dan tentu saling ketertarikan. Kemudian, komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam menentukan keberlanjutan hubungan tersebut. Kesetiaan adalah hal lain yang akan dipegang oleh mereka yang benar-benar serius dalam menjalani hubungan tersebut.

Kali ini saya ingin mengibaratkan sebuah hubungan cinta yang serius itu seperti dua orang yang akan menempuh perjalanan yang jauh dalam jangka waktu yang tidak diketahui. Beberapa hal yang mereka butuhkan dalam perjalanan itu adalah:

1. Kecepatan berjalan yang tidak berbeda jauh

Jika seseorang memilih partner yang berjalan terlalu cepat, tentu ia akan kelelahan sendiri karena terpaksa berjalan di atas kemampuannya dan kewalahan untuk mengejar-ngejar langkah partnernya. Jika orang itu berjalan terlalu lambat, maka ia akan menjadi lelah sendiri juga, karena harus berhenti berkali-kali di perjalanan, menunggu partnernya mengejar ketertinggalan.

2. Dapat menikmati hal yang sama

Perjalanan akan sangat menyenangkan ketika salah satu dari mereka berhenti untuk mengagumi serumpun bunga liar yang cantik sekali, namun jarang sekali bisa ditemui, dan partnernya juga bisa menikmati hal itu. Perjalanan yang berat akan terasa sangat ringan jika kedua orang tersebut bisa menyanyikan lagu-lagu riang yang sama (alih-alih ketika yang satu bernyanyi, yang lainnya menutup telinga karena merasa lagu pilihan partnernya jelek sekali), atau sama-sama bisa bertukar teka-teki konyol yang tak habis-habis.

3. Kemandirian

Sangat menyenangkan bisa melakukan perjalanan dengan seseorang yang mandiri. Orang yang bisa membawa sendiri, seluruh perlengkapan dan beban yang menjadi tanggung jawabnya. Orang yang bisa memenuhi kebutuhannya sendiri selama di perjalanan.

Tentu akan menjengkelkan kalau berjalan bersama seseorang yang ngotot mau membawa hal-hal yang tidak bisa dibawanya sendiri dan malah meminta partnernya untuk membawakan perlengkapannya. Ckckck

4. Keceriaan

Mengingat perjalanan yang akan dilalui akan sangat sangat jauh dan pasti akan ada saatnya kelelahan akut menyandera, maka satu sama lain harus bisa membawa keceriaan dalam perjalanan tersebut. Keceriaan, penghiburan adalah hal yang sangat penting untuk perjalanan panjang tersebut.

5. Kedewasaan

Sebuah perjalanan yang jauh dan berat, bukanlah perjalanan bagi anak-anak. Anak-anak yang masih suka main-main, tidak serius, belum berpikir panjang dan penuh perhitungan, dan masih suka ngambek tidak cocok untuk menjalani perjalanan yang berat dan butuh banyak persiapan.

6. Tangguh dan dapat diandalkan

Ketika perjalanan membawa kedua orang tersebut ke suatu daerah yang sepi penduduk, dan terjadi suatu masalah dengan salah satu dari mereka, maka yang satunya harus bisa mengatasi masalah itu dengan kepala dingin dan tidak gentar menghadapi masalah tersebut.

Saya rasa, poin 2 sampai 6 cukup mudah untuk dipahami. Bagaimana dengan poin 1. Bisa menerka-nerka maksud saya?

Jika anda pernah menjalani perjalanan panjang seperti itu, tentu anda dapat memperkaya list yang saya buat ini… Bagaimana? Mau menambahkan? Ini giliran anda 🙂

17 Agustus, Bendera, dan Upacara

Standar

Kemarin siang, dalam perjalanan menuju sebuah rumah di bilangan Kota Gede, saya terhenti oleh lampu lalu lintas. Dua orang pedagang asongan langsung beraksi ketika lampu hijau mati dan lampu merah menyala. Satu hal yang saya perhatikan adalah, barang dagangan mereka. Salah satu dari pedagang itu lewat di samping kiri saya dan membawa bendera-bendera kecil hiasan kaca mobil. Ya ampun, sudah dekat lagi dengan perayaan kemerdekaan Indonesia. Bikin saya berpikir, ini tanggal berapa, sih? Ehm, ya… tanggal 21 Juli. Waktu terasa cepat berlalu. Tahun 2010 sudah masuk ke semester keduanya….

Membicarakan kemerdekaan dan peringatannya. Saya tidak merasa bersalah karena tidak ingat, tahun ini Indonesia sudah berumur berapa ya. Tapi saya lebih merasa bersalah karena saya belum memberikan banyak hal pada Indonesia.

Awal tahun ini saya baru lulus kuliah. Hingga saat ini belum memiliki pekerjaan kantoran (baca: akhirnya saya memutuskan saya ingin bekerja kantoran). Dan saya masih terus geregetan dengan kebelummampuan saya untuk menyumbang suatu hal baik bagi negara ini.

Dua malam yang lalu saya ingat, saya menonton acara televisi Metro 10. Temanya adalah 10 wanita inspirasional Indonesia. Saya tidak sempat duduk lama dan menyaksikan semuanya. Namun, setidaknya saya sempat melihat profil singkat 5 orang wanita tidak terkenal yang sudah berbuat sesuatu untuk negaranya. I wanna be one of them, one day.

Life is not about how rich you are, but about how worthy your contribution for others – Aurelia Claresta U

Saya jadi teringat 6 tahun lalu, saya mewawancarai Vincent Liong yang dulu bagi saya cukup fenomenal karena memiliki forum milis atas namanya waktu dia masih duduk di bangku SMA. Waktu itu dekat dengan momen sumpah pemuda. Saya mewawancarai dia, untuk mengisi rubrik SOSOK pada majalah AGAPE, yang dibuat kelas saya (baca: 3 IPA) untuk perlombaan majalah kelas. Dia mengatakan, upacara-upacara itu nggak perlu lah. Tapi kalau semacam pawai dan karnaval masih oke (saya rasa karena ada nilai budaya dan jadi hiburan masyarakat juga). Tentu maksudnya adalah kita nggak perlu terjebak dalam suatu kesibukan yang hanya sifatnya hanya simbolik. Lebih baik berbuat sesuatu yang mengharumkan nama bangsa, berguna bagi orang banyak, dsb.

Hari Minggu siang yang lalu (18/7) saya sempat menonton tayangan ulang Kick Andy “Tiada yang Tak Mungkin” yang menampilkan Renald Khazali, Azyumardi Azra, dan Yohanes Surya. Tema talkshownya adalah mengenai orang sukses dan bisa bersekolah tinggi karena beasiswa. Dari ketiganya, saya memberikan apresiasi yang tinggi, standing applause kepada Yohanes Surya. Ia adalah orang yang tergerak untuk menjadi pengajar bagi anak-anak Indonesia yang berbakat di bidang fisika. Dan yang membuat saya terharu adalah ketika dia mulai mencari bakat-bakat dari pedalaman Papua. He is someone for Indonesia. He is a legend, for sure. Sangat bersyukur di dunia ini ada orang-orang yang inspiring seperti dia.

Satu catatan saya. Jangan lihat bahwa karena dia memiliki talenta kecerdasan, kemudian dia bisa menjadi seperti itu. Sama sekali bukan. Yohanes Surya juga punya kelemahan. Waktu melamar beasiswa ke jenjang S2 di Amerika, ia harus pintar-pintar mengakali bagaimana menutupi nilai TOEFLnya yang hanya 415. Berkat usaha kerasnya yang tidur hanya 3 jam sehari (pukul 23:00-02:00) ia bisa lulus tes untuk langsung loncat ke program Ph.D (karena beasiswa S2 mensyaratkan ia harus mengajar padahal bahasa Inggrisnya sangat terbatas, maka ia mencari cara agar mendapat beasiswa tanpa harus mengajar). Kembali ke penekanan saya di atas. Yohanes Surya menjadi someone bukan karena kejeniusannya. Tapi, terletak pada kerelaannya berbagi ilmu bagi kepentingan anak-anak Indonesia. Kerelaannya untuk mendedikasikan waktu yang bisa dia nikmati sendiri dengan keluarga. Kerelaan melepas kesempatan tinggal di Amerika dengan green card yang sudah di tangan. Kerelaan untuk tidak menikmati sendiri apa yang dia punya.

Demikianlah hidup yang benar-benar hidup. Demikianlah hidup yang layak untuk dijalani. 🙂

Saya ingin memberi gambaran atas apa pesan yang ingin saya sampaikan melalui tulisan ini. Ada seorang yang mengikuti upacara bendera pada tanggal 17 Agustus dengan khidmat. Namun begitu upacara selesai, ia kembali kepada hidup sehari-harinya yang membuang sampah sembarangan di jalan (dengan asumsi, nanti ada yang nyapu). Ia tidak pernah mau memberikan jalan bagi pengendara lain yang mau pindah jalur di kemacetan. Ia menempel poster di dinding-dinding ruang publik untuk kepentingan organisasi maupun acara yang diselenggarakannya. Ia terbiasa menunjukkan ia berada di kelas sosial tertentu dan ‘nggak level‘ dengan orang-orang ‘kampungan’. Pun tidak mau memberikan tempat duduknya untuk penumpang kendaraan umum yang lebih pantas duduk. Ah…. lebih baik menjadi kebalikannya. Nggak upacara tapi benar-benar berusaha untuk menciptakan lingkungan dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik, hari ke hari.

Saya juga ingin menyerukan, kalimat yang tidak tiap tahun saya ucapkan: Dirgahayu Republik Indonesia. Semoga rakyatmu semakin makmur dan maju kehidupannya.

NB: Ehemmm…. tau kan, dirgahayu artinya apa? Yak! Dirgahayu artinya berumur panjang  *ngedip sebelah mata

Belajar dari Anne Avantie

Standar

Anda kenal Anne Avantie? Saya rasa, nama Anne Avantie cukup terkenal di Indonesia karena karya-karya kebaya modernnya yang indah, mewah, dan menawan. Saya yakin, hampir semua orang mengagumi karya-karya kebaya beliau.

Sekarang saya ingin anda bayangkan, orang sehebat dan seberbakat Anne Avantie, punya basic pendidikan apa? Sekolah mode mahal dan terkenal? Murid designer terkenal Indonesia? Lulusan bersertifikat dari luar negri? Semuanya salah. Anne Avantie memiliki masa lalu yang sulit secara finansial. Ia adalah lulusan SMA. Ketika lulus SMA, dia tidak bisa membuat pola, memotong, dan menjahit.

Kebaya karya Anne Avantie

Bisa membayangkan Anne Avantie remaja menjadi seperti designer yang sangat sukses seperti saat ini dengan basic pendidikannya dan keterbatasannya pada dunia jahit menjahit? Rasanya agak sulit, kan.

Bagaimana jika membayangkan Anne Avantie melamar untuk menjadi murid atau karyawan pada designer yang sudah kondang. Bagaimana ia harus memberikan persuasi bahwa ia adalah orang yang baik untuk dipilih sebagai murid atau karyawan? Anne remaja harus bilang apa, supaya sang designer kondang percaya? Akankah diterima? Ehem… (garuk-garuk kepala)… Entahlah. Rasanya agak nggak mungkin juga.

Kebaya yang sama, tampak depan

Hahaha, berandai-andainya sudah dulu. Intinya saya ingin mengatakan bahwa kadang-kadang, kita merasa berada di posisi yang sulit. Tidak banyak jalan yang bisa kita pilih. Banyak keterbatasan kita yang menyebabkan kita tidak mungkin melalui jalan A, memiliki peluang sangat kecil kalau lewat jalan B, sehingga terpaksa lewat di jalan C yang nampaknya nggak begitu meyakinkan. Nggak meyakinkan untuk membawa kita ke tujuan yang diharapkan.

Namun di titik itu, kita harus menerima keadaan, berjuang lebih keras dari mereka yang memiliki jalan lebih baik, dan lebih tekun dalam berusaha. Sisanya adalah keberserahan kepada Tuhan, karena kesombongan akan meruntuhkan semua hal baik. Siapa yang benar-benar berusaha, akan menuai apa yang sudah ditanamnya. Apa yang lebih mudah dari berpasrah kepada Tuhan? Semuanya akan ringan.

Makan @ Jakarta [2]: Sushi Tei

Standar

2. Sushi Tei (Plaza Senayan, MKG, dll)

Keluarga saya ada di Jogja. Di Jogja nggak ada sushi oke. Jadi, Jakarta agak identik dengan memenuhi hasrat makan sushi. Hehehe. Maklum ya, wong ndeso.

Melalui official web-nya, saya jadi tahu bahwa Sushi Tei asalnya dari negara tetangga, Singapura. Satu hal yang membuat Sushi Tei menjadi bisnis yang sangat baik adalah karena value-nya yang tinggi di antara restoran sushi dan makanan jepang lainnya. Apa yang menentukan value? Value dihitung dengan cara membagi benefit dengan harga. Semakin tinggi benefit, semakin rendah harga, semakin tinggi value yang didapat oleh para konsumen. Sushi Tei menawarkan sushi dalam porsi yang kecil-kecil, sehingga harganya pun jadi makin terjangkau. Selain itu, Sushi Tei memiliki Kaiten Sushi / kereta sushi. Sushi dengan piring-piring kecil diletakkan di roda berjalan yang mengelilingi open kitchen dan para chef. Pemandangan yang menarik dan menggiurkan.

Saya baru 2 kali makan di sini. Keduanya bersama Herman ^_^. He knows that i love sushi so much. He treated me sushi three times, if i’m not mistaken.

Apa yang menjadi favorit saya di sini?

Saya suka sekali sushi dengan tobiko (telur ikan terbang) yang banyak dan mayonaisse yang bikin sushi terasa maknyus. Oleh karena itu, saya nggak akan absen untuk memesan Kanimayo Tobiko Maki.

Kanimayo Tobiko Maki

Herman menyukai sushi yang berisi ikan yang dicampur dengan cacahan kacang mede/mete. Namanya Stamina Maki. Saya rasa ini juga pilihan yang bagus. Nice!

Stamina Maki

Selanjutnya, auntie Tien (my auntie from mom) mencoba sushi mentah ter-oke yang pernah saya coba. Selama ini kalau makan sushi mentah suka kecewa. Hambar atau nggak fresh. Namanya Rainbow Roll Set (Rp65.000). Next time harus makan ini lagi 🙂

Rainbow Roll Set

Ayo makan sayur! Bosen dengan sayur yang itu-itu aja? Mari makan salad di Sushi Tei. Saya mencoba salad ini. Saya tidak ingat namanya. Yang pasti salad ini terdiri dari irisan wortel, selada keriting, dan 2 jenis rumput laut. Yiha!! Nice try!

Salad dengan nama yang rumit

Masih belum kenyang? Salah satu kesukaan saya adalah tuna. Kali ini, sushi yang dibungkus nori dan atasnya penuh dengan tuna. Sluurrrpp.

Saya tidak ingat namanya. Mungkin Tuna Roll?

Dessert yang lumayan. Bikin acara makan makin asyik.

Ice cream with ogura (forget the commercial name)

Chocospoon (Rp20.000)

Makan sushi paling enak beramai-ramai. Karena bisa comot sana comot sini. Cicip banyak jenis sushi yang tidak mungkin dilakukan kalau datang sendirian (baca: 2 atau 3 menu sudah kenyang). Kalau datang ber-4, bisa coba 7-10 menu 🙂 Asyik kan…. Makanya, jangan sendirian datang ke sini. Rugi. Sepi… Kurang asyik…

Semua foto makanan ini diambil dengan kamera Canon Ixus 970IS milik ibu saya. Yang motret siapa? Ya saya, dong. Hehehe.

Belum pernah ke, Sushi Tei? Agendakan sekarang! 🙂 Dijamin happy

Pendidikan Mematikan Kreativitas

Standar

Sebuah momen telah membuat saya tergelitik lagi untuk terus menambah wawasan saya. Sungguh, saya kira saya bisa sangat frustasi kalau wawasan saya tidak berkembang seiring dengan bertambahnya umur. Mengapa?

Hidup akan berhenti di suatu titik ketika seseorang berhenti belajar.

Terdengar seperti kutipan dari seseorang? Entahlah, saya hanya menulis apa yang saya pikirkan.

Ken Robinson

Dalam rangka itu (baca: menambah wawasan) saya membuka situs TED: Ideas Worth Spreading yang saya ketahui dari seorang teman. TED adalah singkatan dari Technology, Entertaiment, Design. Ribuan ide orang-orang luar biasa didokumentasikan dalam video dan dibagikan melalui TEDTalks.

Saya memilih menontoh salah satu video dari Sir Ken Robinson. Judul videonya adalah “Ken Robinson says schools kill creativity”. Ia adalah orang Inggris yang memiliki minat pada pendidikan, menjadi dosen di University of Warwick selama 12 tahun, dan seumur hidupnya didedikasikan untuk menyerukan bahwa sekolah-sekolah di dunia telah menciptakan manusia-manusia yang kehilangan kreativitasnya.

Our education system has mined our minds in the way that we strip-mine th earth: for a particular comodity. We have to rethink the fundamental principles on which we’re educating our children – Ken Robinson

Di sekolah, doktrin-doktrin dan peraturan telah membuat anak takut untuk melakukan kesalahan (curcol: as i was and i am now). Ya… Saya rasa beliau sangat benar dalam hal ini. Ketika kita takut untuk berbuat sesuatu yang di luar kebiasaan, di luar teori, di luar akal sehat, dsb… Maka kreativitas kita terbunuh sebelum lahir.

If you’re not prepared to be wrong. You’ll never come up with anything original – Ken Robinson

Masih banyak hal di dunia ini yang salah. termasuk sistem pendidikan yang sudah di-develop sekian ratus tahun. Manusia sedang membunuh kehidupan itu sendiri.

If all the insects were to disappear from the earth within 50 years, all life on earth would end. If all human beings disappeared from the earth within 50 years, all forms of life would flourish – Jonas Salk