Category Archives: new experience

PCR Travelling di Jogja Siloam vs Hi Lab. Mana yang lebih oke?

Standar

Artikel ini adalah info yang aku kumpulkan/dapatkan karena mau bepergian dengan pesawat dari YIA ke PLM tanggal 25 September 2021. Aku akan bepergian bersama tim Felix untuk event akad nikah di Palembang.

Beberapa hari yang lalu, aku diinfokan bahwa untuk terbang sekarang dibutuhkan swab PCR dan bukan hanya swab rapid antigen.

Journey cari info dimulai dengan browsing dan e-mail bandara YIA Yogyakarta, meninggalkan pertanyaan dan e-mail di website Batik Air. Tidak ada balasan. Hahaha. Ironis ya.

Aku kemudian kirim DM ke 2 pihak yang membagikan story tentang terbang dengan pesawat. Yang 1 sih memang public figure. Kemal Mochtar yang habis bepergian dari bandara DPS Bali ke Jakarta. Yang 1nya lagi adalah teman SDku, ibu 2 anak yang bepergian bawa baby. Keduanya juga ga balas. Hehehehe. Yok cari lagi.

Akhirnya aku dapat info via WA dari 3 pihak yang bekerja di sekitar bandara. 2 orang dari CGK dan 1 orang dari YIA. Ketiganya mengatakan untuk ke dan dari Sumatera dibutuhkan PCR. Apalagi katanya Palembang masih di level 4.

Tahap selanjutnya adalah mencari info PCR dan kapan harus PCR kalau mau berangkat di tanggl 25 September 2021 jam 7 pagi.

Karena pernah jadi pasien operasi di Siloam, aku punya WAnya Siloam. CSnya pun cukup responsif menurutku. Aku hub WA mereka di nomer 08127971644 dan dialihkan ke nomer yg khusus melayani reservasi swab di nomer 0813 2908 1668.

Singkat cerita, di Siloam ada 3 paket PCR yang bisa diambil, yaitu paket REGULAR (next day) 495.000, GOLD (same day) 900.000, dan PLATINUM (6 jam) 1.399.000. Untuk 4 orang tim, kami harus daftar masing-masing dengan aplikasi MY SILOAM. Tapi go show / langsung datang juga bisa. Saya pun memutuskan mau go show aja. Karena biasanya tugas saya yg daftarin anggota tim lain, terutama Felix.

Jika ambil paket PCR REGULER di Siloam, kami harus PCR paling lambat tanggal 23 Sept 2021 di kurun waktu 18:00-19:00 untuk result yang muncul setelah jam 17:00 di tanggal 24 Sept 2021, dan digukanan untuk terbang di 25 Sept 2021 pagi.

Info aja, kenapa ambil yang reguler? Karena ini event, jadi budgetnya diambil yang paling bawah. sesuai budget EO/klien.

Beberapa menit berselang ada info dari tim sebelah yang kemarin sempat PCR bertiga di Hi Lab Kotabaru. Ternyata Hi Lab Kotabaru Yogyakarta menawatkan paket PCR yang lebih cepat keluar resultnya dengan harga yang lebih murah. Ada 2 paket, yaitu PCR REGULER (12 jam) 480.000 dan PCR Travelling (5 jam) 750.000 dengan range waktu test yang bisa lebih panjang. Yaitu pengambilan sampel jam 06:00-14:00 dan hasil diterima 12 jam setelahnya via e-mail. Tapi harus daftar dulu dan pendaftaran bisa diwakilkan oleh 1 orang saja. Mantap! Hi Lab menang kali ini dari pilihan service yang ditawarkan.

Semoga info ini membantu!

Aku Udah Nggak Pakai Triv.co.id Lagi Sejak

Standar

Hello… aku mau share pengalaman aku pakai Triv, bulan lalu.

Alkisah ada barang dagangan yang mau aku beli di Ebay. Lokasi barangnya di US. Aku udah coba masukin kode kartu kredit langsung, nggak bisa. Akhirnya aku masuk ke akun PayPalku yang mangkrak. Cuma daftar tapi belom pernah dipelajari dan dipakai.

Ternyata, ngisi PayPal nggak semudah transfer debit BCA ke nomer virtual account. Ternyata emang bank di Indonesia semacam diboikot sama pihak PayPal. Aku baca di Quora, ternyata karena saldo PayPal diperjual belikan lagi di luar PayPal.

Akhirnya kucari cara, maka dapatlah tutorial Youtube. Menggunakan Triv.co.id. Aku daftar dengan cepat, aku transfer. Dan aku kaget. ternyata kurs di Triv saat itu Rp.15.150 per 1 USD. Padahal kurs klik BCA saat itu Rp14.335 per 1 USD. Selisih Rp815 per USD. Lumayan juga nih si Triv cuannya.

Pendek cerita, ternyata uangnya dari Triv ini masuk ke PayPalnya lama. Sebagai customer yang tiap dikasih tagihan aku selalu berusaha langsung transfer, aku nunggu dengan cemas. Anxiaety attack. Akhirnya ga bisa diem. Aku coba connect-in kartu kredit Mama ke PayPal. Dan bisa dong.

Nah, hari ini kartu kredit BCA aku cek, udah muncul tagihannya. Di tanggal 4 Agustus itu dikenakan kurs Rp.14.533 per 1 USD. Aku. bisa save Rp617 per 1 USD kalau pakai kartu kredit VISA Batman BCA dibanding pakai Triv.co.id

Oh ya, ada waktu tunggu saldo dari Triv masuk ke PayPal. Waktu itu aku transfer jam 3:45 dan baru masuk jam 10:56. Selama itu aku menunggu dengan cemas. Eh nggak dink. Jam 8:08 pagi udah bisa ngelink si kartu kredit VISA Batman ke PayPay jadi auto kebayar deh itu pake Kartu Kredit. Saldo PayPal dari Triv malah nggak kepake.

Aku masih ada saldo di Triv.co.id nih… Rp66.903. Baiknya aku beliin apa ya? Masa bitcoin?

Demikianlah catatanku hari ini. Semoga berguna juga buat kamu.

Review Mola Kuaci Bunga Matahari Kupas Original

Standar

Hari ini saya dikasih Mola Kuaci Kupas Original oleh boss besar, alias Mama. Hehehe… Katanya dibeli di Progo Palagan yg baru.

Kemasannya bagus, doff. Warnanya yang agak aneh. Hitam dan biru untuk produk makanan rasanya kurang nyambung ya?!

Setelah kemasan dibuka, dan ditaruh di Lock & Lock, penampakan kuacinya udah dilapisi tepung. Putih-putih. Kok kurang meyakinkan.

Ternyata setelah dicoba, rasanya hampir tawar. Selama ini kalo kita makan kuaci kan ada proses mbuka kulitnya. Kulitnya rada asin, dan kuaci mataharinya manis gurih. Tapi yang kupas ini hampir tawar. Kehilangan banyak rasa. Menurut aku sih, nggak oke ya. Aku ga suka.

Tapi kuacinya sejauh ini nggak ada yg asem pait karena busuk ya. Semuanya bentuknya utuh. Tapi rasa nggak bisa bohong, gimana dong?

Apakah aku akan beli lagi? Nggak. Sekali ini aja.

Foto: Aurelia Claresta. Samsung A12.

Ketika Asus Zenfone Max Pro M1-ku Baterenya Mati

Standar

Seumur-umur baru kali ini saya bongkar HP untuk mengganti baterai tanam sendiri.

Minggu-minggu terakhir HP saya mudah drop baterenya. Terparahnya yang saya alamni, baru aja saya cabut dari sebelah tempat tidur, lalu saya ke ruang tengah untuk mulai bekerja. Saya main HP sebentar, dan dia mati. Sejujurnya bukan hanya batere HP saja yang koit. Tapi Harddisk Seagate SATA 4T juga mati. Next time mungkin akan aku tulis soal matinya Harddisk 4 Tera itu.

Bulan Maret 2021 yang lalu aku masih tour ke luar kota. Terakhir di tanggal 13 Maret. Dan itu kondisi HP masih cukup normal menurutku. Sudah ada penurunan tapi masih bisa dipakai aktivitas tour.

April 2-3 minggu lalu aku mulai merasa baternya nggak sehat. Aku sempat browsing tentang bagaimana mengecek kesehatan baterai. Dan ketemu. Di Asus Zenfone Max Pro M1, caranya di kalkulator. Dengan kode +12345. Hasil pemindaian, baterai sehat. Jujur aku agak bingung.

Seminggu terakhir, baterenya bener-bener drop. Suatu hari, ketika baru saja full karena dicharge sepanjang malam. Ketika aku bawa ke meja kerja dan aku browsing2 dan chat, tiba-tiba dia mati. Laptop aja belum nyala. Masih awal banget. Belum mulai apa-apa.

Sampai di kejadian itu aku yakin baterainya soak. Tapi karena masih berkegiatan di rumah aja, aku belom beli baterai. Masih bisa tancap charget terus.

Tibalah saatnya aku ada kegiatan di luar rumah. Dan borosnya batere Asus Zenfone Max Pro M1 punyaku bikin kerjaan terhambat. Dalam semalam, aku harus nungguin dia charge awal (karena nampaknya habis bis bis) +-10 menit sblm bisa dinyalakan. Udah nggak bisa ditolerir. Aku pesan baterainya lewat Tokopedia tanggal 13 April 2021. Mumpung ada poin Ovo. Baterainya 105.000. Tapi karena pakai poin OVO jadi gratis, horee.

Akhirnya baterainya datang tanggal 17 April 2021. Berbekal nonton video tutorial Youtube, aku akhirnya bisa mengganti sendiri batere Asus Zenfone Max Pro M1 dengan beberapa kesalahan amatir. Kesalahannya apa? Akan aku tulis dalam tulisan terpisah, ya.

Btw, ini adalah post yang kelupaan dilanjutin dan kelupaan dipost. Kejadianny udah April, tapi baru dipost Agustus. Gapapa lah ya… Mon Maap

Ranu Kumbolo: 9 Pelajaran untuk Pendaki Amatir (Bag 1)

Standar

Juni 2013 yang lalu saya pergi ke Ranu Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sebelum berangkat saya sudah membaca setidaknya 3 blog (terima kasih untuk penulisnya, sangat sangat membantu) mengenai bagaimana cara menuju Ranu Pani, dan perjalanan menuju Puncak Mahameru.

50-IMG_2516

Photo Courtesy: Abdi Christia

Kali ini saya mau menuliskan detail lain yang menjadi pembelajaran saya setelah melakukan pendakian ke Danau Ranu Kumbolo. Semoga berguna, karena inilah hal-hal yang saya pelajari untuk tidak diulangi di masa yang akan datang (saya berniat ke Ranu Kumbolo lagi, jika ada kesempatan).

Singkatnya inilah waktu (dan kendaraan) yang saya butuhkan dari Hotel sampai ke tenda saya di sekitar Danau Ranu Kumbolo dan kembali lagi ke hotel.

Hotel – Terminal Arjosari, Malang (Angkot ?) = 15 menit

Arjosari – Terminal Tumpang (Angkot ?) = 45 menit

Jeda (menunggu ada sesama pendaki di Terminal Tumpang agar biaya Jeep jadi lebih murah) = 2 jam

Tumpang – Ranu Pani (Jeep carteran) = 2 jam

Jeda (lapor ke posko pendakian, makan siang di warung setempat, toilet) = 45 menit

Ranu Pani – Pos 4 Ranu Kumbolo (jalan kaki, sebentar2 berhenti habis nafas, keberatan tas) = 6 jam 15 menit

Jeda (makan, dirikan tenda, istirahat, lipat tenda) = 14 jam

Pos 4 Ranu Kumbolo – Ranu Pani (jalan kaki, kadang separuh berlari ketika turunan) = 4.5 jam

Jeda (makan siang) = 45 menit

Jeda (tunggu pendaki turun gunung u/ sewa truk bersama) = 1 jam

Ranu Pani – Tumpang (truk, kondisi hujan lebat di tengah jalan) = 2 jam 15 menit

Tumpang – Arjosari (carter angkot, macet) = 1,5 jam

Jeda (tunggu angkot menuju hotel di terminal Arjosari) = 45 menit

Arjosari – hotel (carter angkot) = 30 menit

1. Waktu Keberangkatan dan Kepulangan

Kami berangkat dari hotel jam 6 pagi, dan sampai di pos 4 Ranu Kumbolo pukul 6 sore. Itu adalah perjalanan yang panjang dan melelahkan. Kali lain, hal yang ingin saya ubah dalam waktu keberangkatan & kepulangan adalah:

a. Sampai Ranu Pani sesore/selambat mungkin (tergantung jadwal jeep terakhir) dan tidur cukup di Ranu Pani.

b. Mulai mendaki tengah malam agar sampai di Ranu Kumbolo tepat saat langit berubah dari gelap menjadi biru tua. Menikmati Sunrise di Ranu Kumbolo sambil sarapan pagi. Jika ada tenaga lebih bisa mendaki Tanjakan Cinta atau berfoto2 dahulu.

c. Turun dari Ranu Kumbolo pukul 8 pagi. Sampai Ranu Pani pas jam makan siang, bisa makan di warung dekat pos pedakian. Lalu menunggu truk/jeep menuju Tumpang lalu menuju Malang. ATAU menyiapkan kendaraan pribadi (misal: mobil carteran) untuk bermalam di hotel di sekitar Bromo (supaya bisa beristirahat dengan baik) dan menikmati sunrise di Bromo.

2. Barang Bawaan dan Kecepatan Mendaki.

Sebagai pendaki amatir yang tujuannya cuma menikmati keindahan Danau Ranu Kumbolo (dan bukan untuk sampai di puncak Mahameru), dengan timing yang saya rencanakan di atas, maka saya bisa menghemat energi dari berkurangnya beban bawaan, karena dalam pendakian tidak perlu membawa :

a. tenda, terpal, sleeping bag

b. makanan dan minuman untuk dinner 

Hal-hal itu bisa ditinggal di Ranu Pani (perlu dicari tempat penitipan/jeep sewaan yg diparkir di sana u/ taruh barang

3. Menghadapi Hujan di Perjalanan.

Dalam perjalanan saya kehujanan. Untungnya kami membawa jas hujan. Tidak untungnya, kaos kaki dan celana basah parah (dan tidak kami copot segera) sehingga menimbulkan hipotermia.

Ada momen di mana saya dan adik saya menggigil tak tertahankan sehingga mau tidak mau kami harus mengeluarkan kompor dan memanaskan air di bawah guyuran hujan untuk sekedar menyelupkan tangan ke air hangat karena sangking menggigilnya (entahlah kondisi kami bisa disebut hipotermia/ hampir hipotermia).

Saran: jika hujan sebaiknya lepaskan kaos kaki & sarung tangan, ganti jeans dengan celana pendek, karena pakaian basah yg menempel di kulit menyerap panas tubuh lebih cepat dan dapat menimbulkan hipotermia. Jika memungkinkan, tunggulah di pos 1 / 2 / 4 (pos 3 roboh) ketika hujan, jangan berhujan-hujan ria karena pakaian basah akan memberatkan bawaan (dan akan bau).

4. Lokasi Pendirian Tenda

Karena sudah larut senja dan kedinginan parah sehingga butuh ganti pakaian dan makan untuk menghangatkan tubuh, waktu itu saya dan rekan mendirikan tenda persis di depan Pos 4.

42-IMG_2508

Saya dan Adik Saya Austin Advent Utomo. Photo Courtesy: Abdi Christia

Pagi harinya kami mendapatkan pemandangan yang indah untuk berfoto. Karena berada (jauh) lebih tinggi daripada danau, pemandangan danau lebih menyeluruh dan indah.

Ketika sudah pulang dan mengamati foto-foto, saya baru menyadari bahwa posisi Pos 4 adalah salah satu lokasi yang terbaik untuk berfoto di Ranu Kumbolo. Saya sebelum berangkat browsing foto-foto Ranu Kumbolo, dan foto terindah yang saya gunakan sebagai profile picture grup Whatsapp tim kami adalah foto yang diambil dari posisi Pos 4.

Bolero Bridesmaid

Standar

Tanggal 18 November 2012 yang lalu saya untuk pertama kalinya menjadi bridesmaid. Hal pertama yang saya pesan sejak awal kepada pengantin perempuan (yg akan mencarikan gaun bridesmaid untuk saya) adalah supaya saya mendapat gaun yg tertutup pundak & lengannya. Saat fitting gaun, saya diberi tahu bahwa saya harus mencari sendiri bolero u/ melengkapi gaun bridesmaid yang akan saya kenakan. Saya diberikan contoh untuk pembuatan bolero oleh bridal yg menyewakan gaun.

Saya kurang puas atas bolero yg dicontohkan karena modelnya membuat pundak saya terlihat lebar (sebenarnya memang lebar, tapi dalam fashion ada hal yg bisa dilakukan untuk mengatasi problem-problem semacam itu). Lalu saya browsing model-model bolero di internet. Ini adalah pilihan modelnya.

1.0x0

8601sunnybolero

BL05LaceBolero_01

bolero_kurt_iswarieko_brides

imagesx

wedding-bolero

Setelah browsing, saatnya mencari bahan dan mencari penjahit. FYI, saya tinggal di Jogja, jadi untuk bahan berupa tile, saya cari di deretan toko kain sepanjang Jl Solo (Mac Mohan dan deretannya, timur Galeria). Untuk jahitnya, saya percayakan ke Rumah Kita di dalam Toko Busana Muslim Annisa, cabang Jl Solo. Mengapa di sana? Karena teman saya @puspitantri adalah pelanggan di sana. Bahkan baju untuk ijab kabulnya ia jahitkan di sana.

Singkat cerita, karena nampaknya mereka banyak job, pengerjaan bolero simpel ini memakan waktu 1 bulan (masuk 10 Oktober 2012, jadi 13 November 2012) dan 2 hari untuk pengerjaan ulang karena tidak pas di badan.

Hasilnya adalah seperti di foto di bawah ini. Yang tidak (begitu) nampak di foto adalah bahwa bahan tilenya kaku. Harusnya tile yg lebih mahal lg yg bahannya jatuh & bisa ‘nempel’ di kulit. Tapi foto-fotonya nampak bagus, kan ;P

534565_529117753767906_1865711065_n

IMG_0181

Nggak perlu diperjelas kan, ya, saya yang mana. Soalnya bridesmaid di situ cuma satu 😛

Oh ya, berikut adalah biaya yang diperlukan untuk memperoleh bolero tersebut:

Kain brokat 1,25 m — Rp156.300

Jahit & bordir — Rp90.000

biaya pulsa, bensin, dan parkir tidak diikutsertakan.

NB: kalau ada yg tertarik dengan bolero ini, saya jual dengan harga Rp150.000, kondisinya 95%. Saya jual karena kecil kemungkinan saya akan gunakan lagi.

Info 20 Mei 2013, boleronya sudah dibeli oleh Linda Marisi Sihit. Thanks ya, dear.. :*

Genggaman yang Baru

Standar

Senin yang lalu (7 Mei 2012), smartphone saya hilang. Tentu ada yang mengambilnya sewaktu saya lengah. Mungkin hilangnya di toko mainan depan sekitar pukul 15.00. Saya menyadarinya agak terlambat. Kehilangan kali ini membuat agak panik karena smartphone saya terkoneksi dengan akun Yahoo Mail, Gmail, Twitter, Foursquare, YM, dan Whatsapp. Kalau orangnya iseng. Bisa repot saya. Facebook kebetulan baru ter-uninstall karena gagal install new version.

Saya cukup beruntung karena sebelum 2 jam, saya sudah sadar, dan saya ubah semua password akun tersebut. Agak ngeri juga baca konsekuensi smartphone hilang di blog ini. Nomor telepon semua ada di google, jadinya nggak perlu repot minta-minta lagi. Foto sampai dengan akhir Oktober 2011 sudah ada back-up. Yang disayangkan paling data rincian pemasuan, pengeluaran saya di salah satu aplikasi, dan catatan2 penting di memo HP tersebut.

Saya ikhlaskan saja si Galaxy Mini itu hilang… Usianya baru 1 tahun 2 bulan. Tapi memang saya sudah berniat mencari yang lebih besar internal memory-nya dan saya mendapatkan apa yang saya mau.

Smartphone pengganti si Galaxy Mini harus memiliki kriteria ini:

1. Android (Blackberry itu mahal tapi fiturnya minim dan bulanannya mehel, iPhone segala2nya mahal)

2. Ukuran layar sebesar Galaxy mini atau lebih besar (yang lebih kecil kaya Galaxy Y bikin typo melulu)

3. Internal storage lebih besar (karena si Mini pernah penuh melulu internal storage-nya)

4. RAM lebih besar (karena si Mini pernah lemot)

Dan saya dapatkan semua itu di Samsung Galaxy Y Duos melalui proses yang SANGAT KEBETULAN hari Jumat (11 Mei 2012) lalu di Erafone Ambarukmo Plaza dengan cicilan 0%. Please… kali ini jangan ilang lagi. Si Duos ini masih NYICIL!! *pasang gantungan HP*

Mempersiapkan KKN (Kuliah Kerja Nyata)

Standar

Judulnya nggak asik banget ya? Hahaha. Intinya sih tulisan ini mau dipersembahkan buat adik-adik yang akan menghadapi KKN. Oh ya, sebelum panjang cerita ke mana-mana. Mending saya kasi tau dulu bahwa saya adalah alumnus dari Fak. Ekonomika & Bisnis, UGM. Pada Juli-Agustus 2008 KKN di Kecamatan Pajangan, Bantul.

Jujur ya… Beberapa semester sebelum boleh menjalani KKN, saya adalah orang yang sangat ngebet mau KKN. Ada keinginan yang menggebu-gebu untuk dapat menolong masyarakat dengan kemampuan saya; berbagi ilmu, dsb. Ketika sudah direkrut oleh teman untuk masuk ke tim KKN, yang dirasakan adalah agak hopeless…. Masalahnya adalah kepentok budget. Kegiatan pencarian dana tidak (begitu) sukses, sehingga program-program pun nggak bisa idealis. Tidak bisa jadi seperti sinterklas yang bagi-bagi hadiah karena kami hanya bergantung pada uang pribadi yang direlakan serta berbagai produk sponsor yang bisa diberikan gratis.

Ketika KKN sudah hampir selesai, saya sadar bahwa performance kami nggak begitu baik. Apa yang sudah kami lakukan, kurang nge-gong. Ada beberapa program yang gagal seperti program pelatihan pembuatan limbah serbuk batok kelapa menjadi briket arang. Ada program yang nggak tuntas, yaitu mengenai pembuatan kompos, namun belum sampai berhasil membuat mereka untuk benar-benar merasakan betapa berguna dan murahnya kompos (baca: mereka masih menggunakan pupuk urea yang mahal). Segala sesuatu yang disediakan alam adalah ‘mudah’ dan ‘mudah’ adanya. Manusia hanya harus jeli dalam melihat, bagaimana menyiasati hal itu. Adaprogram yang nggak kesampaian, yaitu program pengenalan pembuatan instalasi biogas. Ahhh…. sedihnya. Ada perasaan sedikit sia-sia, berada di sana.

Walaupun kami sudah membantu untuk perancangan dan pembuatan jembatan yang berguna bagi masyarakat, walau kami sudah berhasil cukup akrab dan diterima oleh masyarakat (bahkan sampai sekarang masih ada orang dari dusun KKN yang masih mengirim SMS tanda keakraban), dan masih banyak walau-walau lainnya. Saya merasa ada yang kurang dan butuh ‘tetap dibayar’ suatu hari.

Memang tidak bisa mengharapkan keberhasilan tanpa persiapan. Saya merasa ada yang kurang dalam persiapan kami dulu dalam menghadapi KKN.

Yang terpenting untuk mempersiapkan program KKN adalah: memiliki kejelian dalam melihat kebutuhan masyarakat (desa) yang mereka sendiri tidak sadari.

Kecuali kamu adalah anak orang kaya yang royal dan mau  menyumbang angka Rupiah 7 digit untuk program-program berguna yang membutuhkan biaya tak sedikit, kamu harus benar-benar jeli. Tidak semua orang punya bakat atau pengalaman yang mengajarkannya untuk menjadi jeli dalam melihat peluang. Kita hanya akan mampu membuat program KKN yang bagus dan impactful kalau kita tahu, program apa yang bisa kita buat bagi mereka, mereka butuhkan, akan meningkatkan taraf kehidupan mereka, namun hanya memerlukan sedikit biaya.

memahami kebutuhan tiap-tiap daerah tidak mudah. Semua harus dimulai dengan penerimaan masyarakat yang baik. Kita butuh keterbukaan mereka sehingga kita bisa berdialog dengan informal. Dari pembicaraan sehari-hari itulah kita bisa menangkap masalah apa yang mereka hadapi, baik yang terucapkan dari bibir mereka, maupun yang mereka tidak sadari. Pembicaraan formal cenderung tidak efektif untuk identifikasi masalah. Kejelian dan kepekaan dibutuhkan untuk melihat permasalahan tersebut dari sudut pandang yang benar, sehingga bisa membuat solusi yang tepat pula untuk mereka.

Saya beri contoh saja deh. Seringkali mahasiswa itu pinter, IP tinggi, tapi tidak bisa menyelesaikan masalah yang simple sekalipun.

Misalnya: Bu Giyem seorang ibu rumah tangga, istri dari tukang bangunan, ingin menambah penghasilan keluarga dengan menjual makanan. Dia sudah mencoba membuat berbagai makanan, katanya. Dia sudah pernah bikin kacang bawang, keripik bayem, bumbu bubuk yang dikemas, dll. Kemudian dia titip-titipkan di warung dan berbagai kenalan di pasar. Hasil akhirnya sama: nggak laku. Kemudian Bu Giyem nanya sama kamu, gimana ya caranya supaya pemasaran itu sukses. Kamu mau jawab apa?

Mau pake teori marketing yang mana coba? Iklan seperti apa yang bisa dia lakukan?

Kejadian itu benar-benar terjadi pada saya, dan kemudian saya sendiri cuma sampai di tahap interview (nanya2 usaha apa yang sudah dia lakukan), dan langsung merasa: memang dia sudah lakukan semua. Kalau tidak laku, ya gimana ya, mungkin pasarnya memang nggak ada. Bego sekali kan? Fhhh…… Seorang mahasiswi manajemen UGM, tidak bisa menyelesaikan permasalahan sepele. Bagaimana dia bisa menyelesaikan permasalahan besar?

*bersambung*