Monthly Archives: Januari 2010

Makan @ Jogja [13]: Pizza

Standar

review terbaru ttg post ini

Mau makan pizza di Jogja? Kota ini punya beberapa alternatif. Pizza Hut sudah masuk ke Jogja sudah agak lama. Gerainya ada 3, yaitu di Malioboro Mall, Jl. Sudirman [Tugu Jogja], dan yang terbaru di Ambarukmo Plaza. Paparons juga sudah ada sini, yaitu di Jl. Sangaji.

17. Nanamia Pizzeria [Jl. Moses Gatotkaca B.13 Gejayan] [pesan lewat telp: 0274-556494]

Ada namanya Nanamia Pizzeria yang posisinya dekat dengan kampus Sanata Dharma Mrican. Mottonya “Traditional Pizza for Modern People”. Gerainya kecil, namun suasananya asyik. Hampir selalu ramai dan hampir selalu ada foreigner di sana. Pizza yang di sini jenisnya adalah pizza klasik yang tipis dan topping-nya fresh. Fresh di sini maksudnya, semua bahan topping yg ditaburkan cenderung masih mentah. Rasanya cenderung sesuai dengan rasa asli topping-nya. Tidak banyak bumbu tambahan. Rasanya cenderung tidak tajam. Rasa enaknya muncul dari lemak pada lumeran keju Mozarella.

saya baru sadar, saya sudah sering ke sana tapi nggak punya foto waktu di sana. Ini foto diambil oleh orang luar, saya pinjam saja

foto minjem dari tempat lain

Jam bukanya, mulai dari jam 13.00. Tutupnya kira-kira sekitar jam 21.00 atau 22.00. Kapasitas ruangan ini kira-kira hanya untuk 34 orang. Pada kunjungan saya yang ke-8 di sana, tanggal 20 Januari 2010, pukul 20.00an malam, seluruh seat penuh, dengan komposisi jenis konsumen: 9 pasang couple, 2 keluarga kecil, 2 peers (bareng temen2). Musik di sini selalu impor, jadi nuansanya agak-agak Eropa dikit (ditunjang dengan adanya beberapa bule di sana). Belom pernah ke sini? Kudu dateng dan coba ya!

Ada beberapa referensi tentang tempat ini, ada yang positif dan ada juga yang cenderung agak negatif. Biar imbang gitu loh, infonya. 🙂

18. Rumah Pizza [Selokan Mataram, barat Outlet Biru]

Saya baru 3 kali datang ke tempat ini. Terakhir kali bersama Luluk Nastiti, tanggal 12 Agustus 2009. Justru di tempat ini saya punya dokumentasi foto yang agak lumayan. Secara singkat begini isi referensi saya:

Rumah Pizza tampak luar

Rumah Pizza tampak luar

Pizza di sini rotinya enak, toppingnya lumayan, secara keseluruhan pizzanya recommended. Calzone-nya juga recommended. Rasanya masuk hitungan. Hanya saja tempatnya yang nggak oke. Nggak cozy. Toilet sangat buruk, wastafel nggak ada. Pelayanan nggak mantep. Kasir agak jutek. Parkir mobil susah, karena di pinggir selokan. Sangat cocok untuk take away (belum ada delivery service) tapi segera dimakan pizzanya. Nggak disarankan untuk makan di tempat, kecuali nggak butuh suasana & kenyamanan makan. Harga oke. Pilihan minuman terbatas.

Egg Cheese & Smoked Beef Calzone

Ibu saya yang suka pizza karena rotinya, lebih menjagokan tempat ini daripada Nanamia. Mengapa? Karena rotinya lebih tebal (ala Pizza Hut) dan rasa toppingnya lebih familiar (mirip dengan Pizza Hut). Pemiliknya memang mantan pegawai Pizza Hut. Tapi kalau saya, saya lebih menjagokan Musee Pizza di bawah ini.

19. Musee Pizza [Jl. Perumnas Congdong Sari C1, daerah Selatan UPN]

Semalam saya datang ke sini untuk pertama kalinya. Tempat ini bukanya sudah agak lama. Tapi sama dengan Rumah Pizza, tempat ini nggak pernah ramai. Saya senang makan di sini tadi malam. Tempat ini memberikan best value untuk saya sebagai consumer.

suasana Musee Pizza di waktu malam

Saya menyukai Musee Pizza karena beberapa hal: tempat ini lebih baik interior design-nya dibandingkan dengan Rumah Pizza. Dan lebih besar & leluasa daripada Nanamia meskipun nggak ada musik Italianya dan pelayannya juga nggak oke-oke banget. Harga di sini lebih murah daripada Nanamia. Ada pizza ukuran personalnya yang harganya cuma Rp10-12 ribu. Tapi nggak ada pizza ukuran large. Maksimal ukurannya medium. Wow! Suasana dapet, harga oke. Konsumen senang, hahaha. Kekurangannya terletak pada pilihan pizza yang kalah banyak dibanding kedua tempat di atas. Tapi variasinya boleh juga. Mungkin karena sepi, stock fresh fruitnya nggak banyak (atau malah nggak pernah ada lagi). Parkir mudah, rasa topping-nya oke. Kalau Rumah Pizza menang di rotinya, Musee Pizza menang di toppingnya (roti pizzanya agak kurang gosong, kurang mantep). Saya nggak terlalu cocok dengan pizza tradisional ala Nanamia.

Yang saya pesan di sini adalah:

  • Bolognaise Pizza Medium (bisa untuk ber-2 atau ber-3 kalo sedang diet rendah kalori) – Rp22.500 [recommended]
  • Beef Bruchetta (4 pieces) – Rp7.200 [recommended]
  • Orange juice – Rp4.500

lihat bagian rotinya yg kayanya kurang mateng dikiiit… kurang gosong.

Harga di atas adalah harga nett yang saya bayar setelah dipotong diskon 10% (discount all the time). Huahahaha… senang deh. Ayo dong, pada ke sini, biar bisnisnya bisa terus berjalan… Sehingga bisnisnya nggak mati. Jadi, saya tetep bisa makan pizza enak dan murah. Hahahaha

Hmm, demikianlah ulasan tentang pizza-pizzaan…. Sebetulnya masih ada Mozzarello di Galeria Mall. Tapi waktu itu saya baru datang sekali dan makan Deluxe Beef Spaghetti-nya saja. Entahlah dengan pizza-nya. Rasa spaghetti-nya biasa aja sih. Rata-rata 🙂

Lagu Untuk Mama

Standar

Malam ini, tiba-tiba teringat lagu ini, lagu yg dulu sering muncul kudengar dari kotak ajaib bernama televisi. Penyanyinya Kenny. Entahlah, Kenny sekarang kok nggak nyanyi lagi, ya.

Ini lagu buat mama…. Mama Maria Veronica Johari… dan buat semua ibu yang pada mereka kuberi penghormatan atas dedikasinya. Baca liriknya, dengarkan musiknya…..

(*)

Apa yang kuberikan untuk mama

Untuk mama tersayang

Tak kumiliki sesuatu berharga

Untuk mama tercinta

Reff:

Hanya ini kunyanyikan

Senandung dari hatiku untuk mama

Hanya sebuah lagu sederhana

Lagu cintaku untuk mama

Back to (*), Reff

Walau tak dapat slalu kuungkapkan

Rata cintaku ‘tuk mama

Namun dengarlah hatiku berkata

Namun kusayang padamu mama

Oh…

Reff 2x

Lagu cintaku untuk mama…..

Download Lagu Untuk Mama