Monthly Archives: Maret 2013

Mobil Pribadi atau Taksi

Standar

Selamat pagi, selamat hari Selasa. Weekend masih lama. 🙂

Sumber inspirasi tulisan kali ini adalah tetangga saya. Begini kisahnya. Ibu saya bercerita singkat tentang Pak Rudi (bukan nama sebenarnya) tetangga kami yang menjadi hakim di Jakarta tapi memiliki rumah di Jogja. Di Jogja Pak Rudi ini memiliki mobil baru yang biasa dibawa istrinya. Di Jakarta, Pak Rudi ini kos. Mobil lamanya dibawa serta ke Jakarta. Tapi yang terjadi adalah Pak Rudi lebih sering naik taksi daripada menyetir mobil sendiri.

p22-b_20.img_assist_custom-400x273

Picture courtesy: The Jakarta Post

Saya tidak heran jika demikian. Jika Pak Rudi kos untuk bekerja di Jakarta, maka kosnya seharusnya tidak terlalu jauh dari kantornya. Untuk jarak dekat, menggunakan taksi jelas lebih hemat daripada membawa mobil sendiri. Jika Pak Rudi membawa mobil sendiri, Beliau harus mengeluarkan uang bensin, uang parkir (yang tidak sedikit), mengeluarkan energi untuk menyetir (apalagi kalau macet), plus harus meluangkan lebih banyak waktu dan energi untuk memarkir mobil. Keadaan lalu lintas di Jakarta itu sangat bikin stres, kadang ‘sedikit’ uang tidak terlalu berarti jika harus ditukar dengan kedamaian pikiran dan hati.

Kelebihan lain dalam memilih taksi daripada memiliki mobil pribadi antara lain tidak perlu mengeluarkan uang yang besar untuk membeli mobil, tidak membayar pajak kendaraan & asuransi mobil, tidak perlu merawat mobil, plus memiliki sopir pribadi (tidak perlu menyetir sendiri).

Tapi itu semua itu hanya berlaku bagi orang-orang yang memiliki jarak tempuh yang dekat, jika kantornya di Sudirman rumahnya di BSD, sudah jelas naik taksi bukan pilihan. Mungkin harus naik kereta api (commuter line) atau Shuttle BSD dulu baru disambung naik taksi.

Selamat bekerja, pembaca yang budiman. Weekday masih panjang! Enjoy your work!

 

Kelemahan Polytron W3430

Standar

Tanggal 7 Maret 2013 yang lalu Ibu saya mencari smartphone pertamanya. Singkat cerita, setelah melihat-lihat produk Polytron yang memiliki fitur yang lumayan untuk harga yang ditawarkan, Ibu saya berniat membeli Polytron W2430 (Rp1,8 juta) di Era Phone Ambarrukmo Plaza (saya dengar word of mouth ttg produk Polytron dari teman saya Alip) . Apa daya produk kosong. Akhirnya Ibu saya memutuskan untuk membeli Polytron W3430 (Rp2,5 juta).

Polytron-W3430-Wizard-Crystal-on-hand

Picture courtesy: ur-news.com

Spesifikasi handphone bisa dibaca di laman milik PolytronSelular Online, maupun Tabloid Pulsa. Produk ini ternyata sudah dirilis agak lama, yaitu September 2012 seperti yang bisa dibaca di Kompas.Com.

Untuk harganya yang sudah turun menjadi Rp2,5 juta, W3430 ini merupakan pilihan yang menarik untuk kategori smartphone berlayar besar. Dengan ukuran layar yang sama, merek lain menawarkan harga yang jauh lebih mahal (walaupun beda kecanggihannya). Untuk Ibu saya yang matanya memiliki rabun dekat, layar besar semacam ini sangat berguna.

Happy-nya lagi, bonus produknya banyak, mulai dari micro SD, screen guard, case, bahkan power bank. Lengkap, sudah nggak perlu tambah beli apa-apa lagi.

Nah, artikel lain mengenai Polytron W3430 pasti sudah menuliskan kelebihan dari produk (karena biasanya berupa publisitas/iklan). Saya mau menyampaikan kekurangan yang saya rasakan dalam menggunakan produk ini.

Sejak H1 pembelian, sudah terasa bahwa sensivitas layarnya kurang jika dibandingkan dengan Samsung Galaxy Y Duos milik saya. Tidak terlalu mengganggu, tapi tetap terasa kurang. Kalau mau dipermasalahkan pemakaian screen guard-nya, sama-sama menggunakan, kok.

Lalu masih ada kebingungan dengan data contact. Ada nama-nama yang tidak muncul di list contact, padahal kontak tersebut ada namanya di SMS, kalau diklik, ada keterangannya tersimpan di mana nama itu (kasus Ibu saya kontak ybs ada di gmail), tapi kalau kita melakukan pencarian dari menu kontak, nama itu tidak ada.

Sejauh ini fitur lainnya tidak mengalami masalah. Hanya dua hal itu saya yang baru ditemukan agak mengganggu. Demikian review saya untuk produk Polytron W3430 ini.