Monthly Archives: Mei 2012

Genggaman yang Baru

Standar

Senin yang lalu (7 Mei 2012), smartphone saya hilang. Tentu ada yang mengambilnya sewaktu saya lengah. Mungkin hilangnya di toko mainan depan sekitar pukul 15.00. Saya menyadarinya agak terlambat. Kehilangan kali ini membuat agak panik karena smartphone saya terkoneksi dengan akun Yahoo Mail, Gmail, Twitter, Foursquare, YM, dan Whatsapp. Kalau orangnya iseng. Bisa repot saya. Facebook kebetulan baru ter-uninstall karena gagal install new version.

Saya cukup beruntung karena sebelum 2 jam, saya sudah sadar, dan saya ubah semua password akun tersebut. Agak ngeri juga baca konsekuensi smartphone hilang di blog ini. Nomor telepon semua ada di google, jadinya nggak perlu repot minta-minta lagi. Foto sampai dengan akhir Oktober 2011 sudah ada back-up. Yang disayangkan paling data rincian pemasuan, pengeluaran saya di salah satu aplikasi, dan catatan2 penting di memo HP tersebut.

Saya ikhlaskan saja si Galaxy Mini itu hilang… Usianya baru 1 tahun 2 bulan. Tapi memang saya sudah berniat mencari yang lebih besar internal memory-nya dan saya mendapatkan apa yang saya mau.

Smartphone pengganti si Galaxy Mini harus memiliki kriteria ini:

1. Android (Blackberry itu mahal tapi fiturnya minim dan bulanannya mehel, iPhone segala2nya mahal)

2. Ukuran layar sebesar Galaxy mini atau lebih besar (yang lebih kecil kaya Galaxy Y bikin typo melulu)

3. Internal storage lebih besar (karena si Mini pernah penuh melulu internal storage-nya)

4. RAM lebih besar (karena si Mini pernah lemot)

Dan saya dapatkan semua itu di Samsung Galaxy Y Duos melalui proses yang SANGAT KEBETULAN hari Jumat (11 Mei 2012) lalu di Erafone Ambarukmo Plaza dengan cicilan 0%. Please… kali ini jangan ilang lagi. Si Duos ini masih NYICIL!! *pasang gantungan HP*

Rindu Menulis

Standar

Udah lama banget nggak nulis. Rasanya? Kangen banget. Dampaknya nggak nulis apa? Kehilangan sebagian dari jati diri. Hahaha.. Lebay? Tapi itulah yang saya rasakan.

Saya mungkin bisa dibilang terbiasa untuk menulis sejak kecil. Sewaktu SMP, saya menulis buku harian saya hampir setiap hari. Saya menulis surat dengan teman kecil saya @Cahyawidi_S setiap 2 minggu sekali (Ingat, zaman itu pos itu waktu sampainya seminggu). Menulis adalah kebutuhan jiwa saya. Saya membutuhkannya.

Tapi mengapa saya bisa hidup juga tanpa menulis? Ya, bisa, tapi rasanya ada penyesalan karena tidak menulis, dan rasanya ada yang ngganjel. Hal-hal simpel masih bisa saya tuliskan melalui akun Twitter saya @aureliaclaresta, tapi saya berharap saya bisa aktif menulis lagi di blog ini.

Menulis itu memungkinkan saya untuk nostalgia. Catatan itu harta bagi saya. Apalagi catatan tentang hidup saya sendiri. Pun, sejujurnya, menulis lebih mudah daripada berbicara (speech) buat saya. Ini alami.

Satu lagi yang saya rindukan adalah kemampuan alamiah saya untuk berpuisi. Saya ingat sekali, sekali waktu saya pernah harus berjalan ke luar rumah di malam hari. Saya melihat bulan begitu indah. Puisi meluncur begitu saja dari dalam batin saya. Saya tidak memaksanya ada, ia keluar begitu saja. Ia tercipta dengan sendirinya. Kadang-kadang saya merasakan itu adalah hal yang magis.

Ya.. mungkin ada sedikit darah seni dalam diri saya. Saya suka melihat lukisan, saya suka melihat karya berupa gaun2 karya designer yang luar biasa indah, saya suka tata ruang, saya suka menyimpan foto-foto potongan rambut yang bagus-bagus. Ah… aku anak seni… sedikit… 🙂