Monthly Archives: Maret 2022

Kegembiraan Seharga Tiga Ribu Rupiah

Standar

Sebagai pengusaha yang memilih untuk berjualan dengan prinsip jualan tidak mau ngoyo (karena kalo ngoyo pasti sakit dan malah ga bisa kerja beberapa hari), ada kalanya saya nggak punya cukup uang untuk belanja hal-hal sekunder.

Di suatu hari yang bokek, habis membayar cicilan kartu kredit (untuk modal usaha bukan konsumsi) dan barang belanjaan belom datang sehingga belom bisa muter modal, saya mengambil sebatang sabun Lux seharga tiga ribu saat sedang dibayarin belanja di warung oleh seseorang. Sabun ini saya pilih setelah beberapa waktu saya menggunakan sabun kecil-kecil yang saya selalu bawa pulang ketika menginap di hotel waktu event luar kota. Dan suatu hari sabunnya habis di saat uang cash tiris-tirisnya.

Sudah lama saya nggak pakai sabun batang. Momen terakhir kali saya beli dan pakai sabun batang mungkin saat sedang KKN di sebuah desa di daerah Pajangan, Bantul di tahun 2008. Atau setidaknya itu momen “pakai sabun batang” yang berkesan bagi saya. Kalau di hotel tentu sesekali saya mandi pakai sabun batang, tapi biasanya pun saya bawa sabun cair sendiri supaya mandi terasa lebih nikmat dengan sabun wangi yang nggak gratisan.

Saya pulang dari warung dengan sabun batang Lux Velvet Jasmine. Sungguh pemilihan kata yang aneh. Velvet yang artinya beludru simbol kekuatan dan kekayaan. Nggak cocok banget buat sebuah sabun batang seharga tiga ribu yang meninggalkan residu di kulit sehabis mandi dan cenderung bikin kulit kering setelahnya. Sungguh lucu cara marketer menjual mimpi, kalau dipikir-pikir.

Dan saya cukup kagum dengan diri saya sendiri. Setelah beberapa minggu pakai sabun batang hotel, hari itu saya gembira sekali ketika membuka dan mandi pakai sabun batang Lux tiga ribuan. Batangnya besar. Eh, gimana? Iya, sabunnya digenggam pas gitu, nggak kekecilan kaya sabun batang hotel. Dan wangiiii… OMG at least yang ditulis di kemasan benar. Fragrant! It’s true. Beneran wangi… Yah, at least sampe beberapa hari setelahnya masih akan wangi. Ah, jadi ingat sebuah lagu dangdut lawas. Cintamu seperti sabun mandi. Awalnya wangi, tapi wanginya akan segera hilang. Sungguh perumpamaan yang menggelikan.

Tapi momen mandi dengan sabun baru itu ternyata sangat refreshing. Momen itu nggak saya lupakan sampai beberapa minggu kemudian saat modal lagi ngumpul dalam bentuk uang yang numpuk… dih, numpuk., akhirnya saya bisa belanja sendiri! Sambil naik sepeda sore-sore, saya mampir ke toko kelontong di pasar dekat rumah, Toko Gemilang. Saya beli sabun batang lagi.

Ada yang bisa tebak saya bisa beli sabun batang apa kali ini?
Jangan nebak di sini. Jawab langsung aja di WA saya: 0895 39266 4331. Di sana saya akan ucapkan terima kasih karena sudah membaca postingan terbaru saya ini. Ha ha ha. Salam kenal.